Potret Kehidupan Sehari-hari Warga Korea Utara – Korea Utara, sebuah negara yang sering menjadi sorotan dunia karena sistem politiknya yang tertutup dan penuh kontroversi, menympan berbagai sisi kehidupan masyarkat yang jarang diketahui publik. Di balik tembok sensor dan pengawasan ketat pemerintah, kehidupan sehari-hari warga Korea Utara menyuguhkan cerita yang jauhb dari gambaran negara-negara modern lainnya. Berikut ini mengulas bagaimana masyarakat Korea Utara hidup, bekerja, bersosialisasi, dan menyesuaikan diri dalam sistem yang sangat berbeda dengan dunia luar.
Sistem Kehidupan yang Diatur Ketat oleh Negara
Hampir semua aspek kehidupan warga Korea Utara diatur oleh pemerintah. Mulai dari tempat tinggal, pekerjaan, hingga kegiatan sehari-hari, semua di pantau berdasarkan sistem sosial dan loyalitas politik. Warga tidak bebas memilih karier atau tempat tinggal, karena semuanya sudah di tentukan sejak usia sekolah.
Seetiap warga negara akan diklasifikasikan ke dalam sistem bernama “songbun”, yaitu sistem kelas sosial berdasarkan latar belakang keluarga dan kesetiaan terhadap pemerintah. Songbun menentukan kualiatas hidup seseorang: dari kesempatan kerja, pendidikan, hingga akses terhadap makanan dan layanan kesehatan.
Baca Juga: Budaya Kerja Ekstrem di Korea Selatan: Antara Produktivitas dan Kesehatan Mental
Aktiviatas Sehari-hari: Bangun Pagi, Kerja, dan Propaganda
Mayoritas warga bangun sangat pagi, sekitar pukul 5 atau 6 pagi. Setelah sarapan sederhana yang biasanya terdiri dari nasi, sup, dan sayuran fermentasi seperti kimchi, mereka akan mulai aktivitas utama mereka. Bagi yang bekerja di sektor pertanian, hari akan diisi dengan kerja di ladang kolektif. Sementara yang tinggal di kota biasanya bekerja di pabrik-pabrik milik negara.
Setiap pagi juga diawali dengan sesi propaganda – baik melalui siaran radio, pengeras suara, atau rapat kelompok – yang menyampaikan pujian terhadap pemimpin dan seruan untuk bekerja lebih keras demi negara. Kegiatan ini adalah bagian dari rutinitas wajib dan tidak boleh dilewatkan.
Pendidikan dan Doktrin Ideologi
Anak-anak Korea Utara mulai masuk sekolah pada usia dini dan langsung diajarkan tentang sejarah partai, perjuangan revolusi, serta pentingnya kesetiaan kepada pemimpin negara. Kurikulum sekolah penuh dengan pelajaran tentang ideologi negara dan kepemimpinan dinasti Kim.
Meski pelajaran umum seperti matematika, sains, dan bahasa juga diajarkan, fokus utamanya tetap pada pendidikan politik. Banyak murid juga diajak untuk mengikuti kegiatan militer sejak remaja, sebagai bagian dari persiapan bela negara.
Hiburan: Terbatas Tapi Tetap Ada
Meski akses ke dunia luar sangat terbatas, masyarakat Korea Utara tetap memiliki bentuk hiburan tersendiri. Drama dan film lokal yang menggambarkan patriotisme, keberanian tentara, dan pengkhianatan terhadap negara adalah tayangan yang umum. Musik juga menjadi media penting untuk menyampaikan propaganda.
Beberapa warga, terutama di kota besar seperti Pyongyang, memiliki akses terhadap teater, pertunjukan orkestra, dan taman hiburan yang di kontrol negara. Namun semua hiburan ini memiliki satu kesamaan: semuanya harus mengandung pesan politik yang mendukung negara dan pemimpinnya.
Akses Terhadap Teknologi dan Informasi
Internet seperti yang kita kenal tidak tersedia di Korea Utara. Sebaliknya, negara ini memiliki intranet lokal bernama Kwangmyong, yang hanya berisi situs-situs yang disetujui pemerintah. Warga tidak bisa mengakses Google, YouTube, atau media sosial global. Bahkan, kepemilikan ponsel juga masih dibatasi, dan hanya berfungsi dalam jaringan lokal.
Hanya segelintir elit politik dan akademisi tertentu yang bisa mengakses informasi dari luar, itupun dengan pengawasan ketat. Akses terhadap informasi luar dianggap sebagai anacaman terhadap stabilitas negara dan bisa di hukum berat.