Site icon Portal Tips Wisata, Otomotif, Kuliner, Investasi dan juga Gaya Hidup Terbaru

5 kebiasaan Digital yang Diam-Diam Merusak Kesehatan Mental Anak Muda

kebiasaan Digital yang Diam-Diam Merusak – Di era digital seperti sekarang, gadget dan media sosial sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, khususnya bagi anak muda. Mulai dari bangun tidur hingga sebelum tidur lagi, layar ponsel seolah selalu ada di tangan. Meskipun teknologi memberikan kemudahan dan hiburan, tanpa disadari ada sejumlah kebiasaan digital yang justru bisa merusak kesehatan mental secara perlahan.

Anak muda cenderung tidak menyadari efek jangka panjang dari kebiasaan tersebut karena dampaknya tidak langsung terasa. Padahal, jika dibiarkan, bisa memicu gangguan seperti cemas berlebihan, burnout, kurang percaya diri, bahkan depresi. Berikut adalah lima kebiasaan digital yang diam-diam bisa merusak kesehatan mental generasi muda.

 1. Scroll Media Sosial Terlalu Lama (Doomscrolling)

Istilah “doomscrolling” merujuk pada kebiasaan terus-menerus menggulir media sosial atau berita, terutama yang berisi informasi negatif, meskipun kita tahu itu membuat kita cemas atau tidak nyaman. Kebiasaan ini sangat umum terjadi, terutama sebelum tidur.

Dampaknya:

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terlalu lama di media sosial bisa menurunkan tingkat kebahagiaan dan meningkatkan kecemasan sosial. Sebaiknya, batasi penggunaan media sosial, terutama di malam hari, dan pilih konten yang lebih positif atau bermanfaat.

 2. Membandingkan Diri dengan Kehidupan Orang Lain di Media Sosial

Media sosial sering kali menampilkan versi terbaik dari kehidupan seseorang: foto liburan mewah, pencapaian akademik, kisah cinta yang manis. Anak muda kerap terjebak dalam perbandingan sosial yang tidak realistis, sehingga merasa dirinya kurang berhasil atau tidak cukup menarik.

Dampaknya:

Padahal, apa yang kita lihat di media sosial hanyalah sebagian kecil dari kehidupan seseorang, dan sering kali sudah melalui filter atau editing. Penting untuk menyadari bahwa standar kehidupan setiap orang berbeda.

Baca Juga: 7 Tradisi Sarapan Unik di Asia yang Bikin Penasaran Lidah dan Budaya

 3. Notifikasi yang Terus Menerus Mengganggu Fokus

Kebiasaan membuka notifikasi setiap beberapa menit bisa mengganggu konsentrasi dan memecah alur berpikir. Bahkan saat kita tidak memegang ponsel, suara atau getaran notifikasi bisa menimbulkan kecemasan.

Dampaknya:

Solusinya, coba aktifkan mode “Do Not Disturb” saat bekerja atau belajar, dan luangkan waktu 1–2 jam setiap hari untuk digital detox.

 4. Bergantung pada Validasi Digital (LIke & Komentaar)

Banyak anak muda merasa hari dirinya bergantung pada berapa banyak like, share, atau komentar yang didapat dari unggahan mereka. Ketika respons tidak sesuai harapan, mereka merasa kecewa atau tidak dihargai.

Dampaknya:

 5. Kurang Interaksi Sosial di Dunia Nyata

Ironisnya, meskipun anak muda lebih “terhubung” secara digital, mereka justru kurang terlibat dalam interaksi sosial yang nyata. Mengobrol lewat chat memang praktis, tapi tidak bisa menggantikan kontak mata, ekspresi sosial yang nyata. Mengobrol lewat chat memang praktis, tapi tidak bisa menggantikan kontak mata, wkspresi wajah, dan kehangatan dari komunikasi langsung.

Dampaknya:

Berushalah untuk menyisihkan waktu bertemu teman secara langsung, melakukan aktivitas bersama keluarga, atau sekadar berbincang tanpa layar sebagai perantara.

Exit mobile version